Memahami Perbedaan Statistik Deskriptif dan Statistik Inferensial Dalam Penelitian
Dalam melakukan penelitian, sebagai peneliti kita perlu memahami dengan baik teori statistik dasar yang digunakan. Mengapa hal ini penting untuk dipahami? Ini disebabkan karena untuk menarik kesimpulan dari data yang dikumpulkan dari kegiatan penelitian, selanjutnya perlu dianalisa menggunakan statistik.
Jika kita telah kembali pada teori dasar statistik, kita mungkin sudah akrab dengan istilah statistik deskriptif dan statistik inferensial. Kedua jenis statistik ini akan sering kita jumpai baik pada monograf skripsi, tesis, maupun disertasi, serta juga kerap dijumpai pada publikasi hasil penelitian baik di jurnal nasional maupun internasional.
Mengingat pentingnya pemahaman statistik deskriptif dan statistik inferensial, pada kesempatan ini saya akan membahas lebih rinci mengenai perbedaan statistik deskriptif dan statistik inferensial.
Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan data yang dikumpulkan menjadi informasi sesuai tujuan penelitian, baik dalam bentuk tabel, grafik, maupun bentuk yang lain.
Apa yang membedakan antara hasil analisis yang disajikan pada statistik deskriptif dan statistik inferensial? Pada statistik deskriptif kita dapat mengukur ukuran pemusatan atau tendensi sentral dan ukuran penyebaran.
Baik ukuran pemusatan maupun ukuran penyebaran, sangat bermanfaat untuk menjelaskan pola dan distribusi data hasil penelitian kita. Contohnya kita dapat melihat nilai rata-rata, nilai maksimum, nilai minimum, rentang nilai dan nilai lainnya.
Selain itu kita juga dapat melihat nilai standar deviasi, standar error, dan nilai yang lainnya. Contoh ukuran pemusatan dan ukuran penyebaran tersebut merupakan bagian dari statistik deskriptif.
Penggunaan statistik deskriptif dapat digunakan secara mandiri atau digunakan untuk melengkapi statistik inferensial. Pada publikasi hasil penelitian, umumnya peneliti akan menggunakan statistik deskriptif untuk menjelaskan informasi rinci dari masing-masing variabel. Selanjutnya barulah peneliti secara fokus membahas lebih mendalam hasil analisis statistik inferensial.
Pada statistik deskriptif, kita tidak menyusun hipotesis seperti halnya pada statistik inferensial. Penggunaan statistik deskriptif dipakai untuk mendeskripsikan kondisi eksisting/keragaan. Misalnya kita bisa membuat tabel dan gambar, dan bahkan melengkapinya dengan distribusi frekuensi yang menggunakan nilai-nilai dari hasil analisis statistik deskriptif pada kondisi eksisting kondisi responden penelitian kita misalnya.
Melalui penjelasan ini, diharapkan teman-teman sudah dapat memahami lebih baik mengenai penggunakan analisis statistik deskriptif. Baik, sekarang kita lanjutkan untuk membahas mengenai statistik inferensial.
Statistik Inferensial
Statistik inferensial merupakan statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis dan menarik kesimpulan dari populasi atau sampel yang mewakili populasi tersebut. Statistik inferensial ini paling sering menjadi perhatian peneliti, karena dibutuhkan pemahaman yang lebih mendalam mengenai metode analisis yang tepat untuk digunakan.
Pada statistik inferensial, peneliti harus mengumpulkan data terlebih dahulu untuk selanjutnya dianalisis menggunakan metode analisis yang tepat. Secara umum sebagian besar peneliti menggunakan uji asosiatif dalam analisis statistik inferensial.
Uji asosiatif yang sering digunakan meliputi uji pengaruh, uji hubungan, dan uji perbedaan. Uji pengaruh dapat memilih menggunakan analisis regresi.
Pemilihan analisis regresi juga akan sangat tergantung pada skala pengukuran data yang digunakan oleh peneliti. Skala pengukuran data tersebut meliputi skala nominal, skala ordinal, skala interval, dan skala rasio.
Umumnya regresi yang dipilih merupakan regresi linier metode kuadrat terkecil/Ordinary Least Square (OLS). Terdapat sejumlah asumsi yang harus dipenuhi pada pemilihan regresi ini agar hasil estimasi tidak bias.
Namun demikian, jika hasil pengujian tidak memenuhi asumsi yang dipersyaratkan, maka kita dapat menggunakan alternatif lainnya, misalnya regresi logistik biner, regresi probit, regresi logit ordinal, dan lainnya.
Adapun pada uji hubungan dapat menggunakan uji korelasi, misalnya uji korelasi pearson product moment untuk variabel parametrik. Adapun untuk uji korelasi pada variabel non parametrik dapat menggunakan uji korelasi rank spearman, kendall tau, chi square, dan lainnya.
Selanjutnya untuk uji perbedaan kita dapat menggunakan uji t sampel berpasangan dan uji t sampel saling bebas untuk menguji perbedaan rata-rata (mean) dua kelompok sampel. Adapun jika kita ingin membandingkan lebih dari dua kelompok sampel, kita dapat menggunakan uji one way Anova.
Uji perbedaan yang saya sebutkan di atas dapat digunakan pada variabel parametrik atau yang memenuhi asumsi data terdistribusi normal. Jika asumsi tersebut tidak terpenuhi maka kita dapat menggunakan uji beda untuk variabel non parametrik, misalnya uji Wilcoxon, uji Mann-Whitney, uji Kruskal Wallis, dan lainnya.
Baik, ini artikel yang dapat saya tulis pada kesempatan ini mengenai perbedaan statistik deskriptif dan statistik inferensial. Semoga informasi singkat ini bermanfaat untuk semuanya. Untuk mendapatkan konten edukasi lainnya, kunjungi channel YouTube saya "Kanda Data". Sampai jumpa pada artikel edukasi pada kesempatan berikutnya.
Posting Komentar untuk "Memahami Perbedaan Statistik Deskriptif dan Statistik Inferensial Dalam Penelitian"