Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Analisis Usahatani | Memahami Biaya Diperhitungkan dan Biaya Tidak Diperhitungkan

Ketika seseorang memilih untuk membuka suatu usaha, tentu diharapkan akan diperoleh keuntungan seperti yang diharapkan. Suatu usaha yang menguntungkan diperoleh jika jumlah penerimaan lebih tinggi dari jumlah biaya yang dikeluarkan.

Jika hasil usaha menunjukkan kondisi dimana jumlah biaya lebih besar dibandingkan jumlah penerimaan, maka usaha tersebut dikatakan merugi. Tentu kita mengharapkan usaha yang dilakukan dapat memperoleh keuntungan bukan?

Berdasarkan kondisi tersebut, maka penting bagi kita untuk melakukan analisis usaha. Analisis usaha dapat memberikan informasi mengenai kondisi usaha yang dilakukan, apakah menguntungkan atau justru merugikan. 

Sebagian besar penduduk kita yang menggantungkan hidup pada sektor pertanian, tentu memerlukan juga analisis usaha. Hal ini ditujukan agar kegiatan pertanian dapat berkelanjutan dan memberikan kesejahteraan bagi para petani.

Untuk mencapai tujuan tersebut, maka petani perlu melakukan analisis usaha yang kita sebut dengan analisis usahatani. Mengingat pentingnya analisis usahatani, maka pada kesempatan ini saya akan mengulas lebih mendalam mengenai analisis usahatani.

Definisi analisis usahatani

Definisi usahatani telah banyak dibahas dalam beberapa buku teori dalam kegiatan perkuliahan. Kita akan menjumpai beberapa definisi analisis usahatani dari beberapa tokoh di buku-buku tersebut. 

Berdasarkan definisi yang ada, untuk memudahkan memahami apa itu usahatani, kita dapat mendefiniskannya dengan bahasa yang mudah kita pahami. 

Pada intinya, usahatani merupakan ilmu yang mempelajari bagaimana petani mengelola input dan sumber daya yang dimiliki secara efektif dan efisien untuk memperoleh hasil maksimal dari usaha yang dilakukannya.

Adapun analisis usaha tani mempelajari bagaimana kita menganalisis usaha yang dilakukan oleh petani dalam mengelola input dan sumber daya tersebut dalam memperoleh hasil keluaran yang maksimal. Salah satu indikator dalam analisis usahatani adalah dilakukannya analisis finansial.

Melalui analisis finansial, dapat diperoleh informasi mengenai keragaan analisis usahatani. Apakah analisis usahatani yang dilakukan memperoleh keuntungan atau justru menderita kerugian. 

Beberapa indikator analisis finansial yang sering digunakan adalah analisis keuntungan dan analisis R/C Ratio. Mari kita bahas satu persatu secara lebih mendalam mengenai kedua indikator analisis finansial ini.

Analisis keuntungan

Dalam analisis usahatani, analisis keuntungan dapat juga disebut dengan analisis rugi laba/profit. Jika kita menelisik kembali pada materi kuliah yang telah kita pelajari, analisis keuntungan memiliki rumus:

Profit = Total Penerimaan - Total Biaya

Profit = Total Penerimaan - (Biaya Tetap dan Biaya Variabel)

Berdasarkan rumus di atas dapat diketahui bahwa keuntungan atau profit diperoleh dari total penerimaan dikurangi total biaya. Total penerimaan merupakan perkalian antara volume produksi dengan harga produk per unit. 

Sementara itu, total biaya diperoleh dari penjumlahan biaya tetap dan biaya variabel. Kita perlu memahami dengan baik apa itu perbedaan antara biaya tetap dan biaya variabel.

Biaya tetap merupakan biaya yang jumlahnya tidak dipengaruhi oleh perubahan volume produksi, adapun biaya variabel merupakan biaya yang jumlahnya berubah sesuai dengan perubahan volume produksi.

Berdasarkan analisis keuntungan, kita dapat mengetahui apakah usahatani yang dilakukan untung atau rugi. Usahatani dikatakan untung jika jumlah total penerimaan lebih besar dari jumlah total biaya. Adapun usahatani dikatakan rugi jika jumlah total penerimaan lebih kecil dari jumlah total biaya.

Biaya diperhitungkan dan biaya tidak diperhitungkan dalam analisis usahatani

Selanjutnya setelah kita memahami konsep dasar mengenai analisis keuntungan, dalam analisis usahatani ada hal penting pada aspek biaya yang perlu kita pahami dengan baik. Baik biaya tetap maupun biaya variabel dalam usahatani, kita harus memahami mengenai biaya yang diperhitungkan dan biaya tidak diperhitungkan dalam analisis finansial usaha tani.

Mengapa hal ini menjadi penting untuk kita ketahui? Sebagai contoh seorang petani yang melakukan budidaya tanaman padi, bisa saja ketika melakukan analisis usahatani tidak memperhitungkan biaya tenaga kerja dalam keluarga. 

Contoh lain, peternak sapi perah tidak memperhitungkan biaya pakan rumput karena rumput dicari oleh peternak dari area rumput yang tidak dibudidayakan, misalnya di bantaran kali atau di pinggir hutan. Peternak tersebut juga umumnya tidak memperhitungkan tenaga dan waktu ketika mencari rumput untuk pakan sapi.

Berdasarkan kedua contoh tersebut, jika kita menghitung analisis usahatani hanya yang dilakukan secara tunai dan tidak memperhitungkan seperti kedua contoh di atas, maka bisa saja terjadi hasil analisis menunjukkan diperoleh keuntungan. Namun ketika diperhitungkan semua biaya (non tunai) bisa saja keuntungan yang diperoleh lebih sedikit atau bahkan mengalami kerugian.

Oleh karena itu, dalam analisis usahatani kita perlu memperhitungkan semua biaya dalam pengelolaan input usahatani. Penggunaan tenaga kerja dalam keluarga juga harus diperhitungkan. Petani menggunakan lahan milik sendiri untuk ditanami hijauan pakan, juga perlu diperhitungkan.

Analisis R/C ratio untuk mengukur kelayakan usahatani

Setelah kita memahami dengan baik mengenai analisis keuntungan dan juga perbedaan antara biaya yang diperhitungkan dan biaya yang tidak diperhitungkan dalam usahatani, selanjutnya kita juga perlu memahami mengenai bagaimana cara mengukur kelayakan usaha tani.

Salah satu indikator dalam mengukur kelayakan usaha tani diantaranya adalah analisis R/C ratio. Analisis ini dilakukan dengan cara membandingkan antara total penerimaan dengan total biaya. Secara rinci rumusnya yaitu:

R/C Ratio = Total Penerimaan/Total Biaya

R/C Ratio = Total Penerimaan/(Biaya Tetap+Biaya Variabel)

Berdasarkan nilai R/C ratio akan diperoleh 3 kemungkinan yang menunjukkan kelayakan usahatani.  Ketiga kemungkinan dalam analisis usahatani tersebut yaitu: 

1. Usahatani layak diusahakan

Kemungkinan yang pertama yaitu bahwa usahatani layak untuk diusahakan. Pada kondisi kemungkinan yang pertama ini ditunjukkan oleh nilai R/C ratio lebih besar dari satu. Jika nilai R/C ratio lebih besar dari satu menunjukkan bahwa jumlah total penerimaan lebih tinggi dari total biaya.  

Semakin tinggi nilai R/C ratio maka semakin besar jumlah total penerimaan dibandingkan dengan jumlah total biaya. Dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi nilai R/C ratio maka usahatani semakin layak untuk diusahakan.

2. Usahatani tidak layak diusahakan

Kemungkinan yang kedua yaitu bahwa usahatani tidak layak diusahakan yang ditunjukkan dengan nilai R/C ratio lebih kecil dari satu. Jika nilai R/C ratio lebih kecil dari satu menunjukkan bahwa jumlah total biaya lebih tinggi dibandingkan dengan jumlah total penerimaan. 

Dengan kata lain pada kondisi ini usahatani yang dilakukan mengalami kerugian karena jumlah total penerimaan lebih rendah daripada jumlah total biaya. Semakin rendah nilai R/C ratio maka usahatani yang dilakukan semakin tidak layak, terlebih pada kondisi dimana nilai R/C ratio lebih kecil dari satu.

3. Usahatani dapat dipertimbangkan untuk diusahakan

Pada kondisi kemungkinan yang ketiga adalah bahwa usahatani perlu dipertimbangkan untuk diusahakan di mana kondisinya mengalami titik impas dengan nilai R/C sama dengan satu. Pada kondisi ini menunjukkan bahwa total penerimaan persis sama dengan total biaya. 

Dengan demikian pada usahatani ini tidak diperoleh keuntungan serta juga tidak mengalami kerugian. Oleh karena itu pada kondisi ini masih dapat dipertimbangkan untuk dilakukan kelanjutan usahatani dengan melakukan upaya-upaya untuk meningkatkan penjualan atau minimalisasi biaya.

Berdasarkan topik yang telah kita bahas pada kesempatan ini, penting bagi kita untuk melakukan analisis usahatani dengan baik. Ketika melakukan usahatani kita perlu mempertimbangkan penggunaan input dan sumber daya secara efektif dan efisien untuk memperoleh keuntungan yang maksimal. 

Baik, ini artikel yang dapat saya tulis pada kesempatan ini, semoga bermanfaat untuk anda semua yang membutuhkan bahan diskusi dan informasi terkait analisis usahatani. Terima kasih atas perhatian teman-teman semuanya, tunggu update artikel pada pekan berikutnya.

priyono.id
priyono.id Peneliti dan Founder KANDA DATA. Portofolio: (1) Youtube: Kanda Data; (2) Tiktok: Kanda Data; (3) Instagram: Kanda Data; (4) Website: http://www.kandadata.com/

Posting Komentar untuk "Analisis Usahatani | Memahami Biaya Diperhitungkan dan Biaya Tidak Diperhitungkan"

Jasa Bimbingan Online