Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Apakah Transformasi Data Boleh Dilakukan Lebih Dari Satu Kali?

Bagi kita yang terbiasa melakukan penelitian, memahami cara melakukan analisis data merupakan hal yang penting untuk dikuasai.  Dalam prosesnya, ketika kita sedang melakukan pengolahan data, terkadang kita dihadapkan pada pilihan untuk melakukan transformasi data.

Seperti sudah kita ketahui bersama, bahwa transformasi data dilakukan dengan cara merubah bentuk data asli menjadi bentuk data baru.  Ada beberapa pilihan bentuk transformasi data yang dapat kita pilih.   

Kita perlu memilih bentuk transformasi data yang tepat disesuaikan dengan karakteristik data yang kita miliki. Hal ini bertujuan agar hasil analisis yang kita peroleh sesuai dengan kaidah statistik serta kesimpulan hasil penelitian dapat dipertanggungjawabkan.

Mengapa kita melakukan transformasi data?

Pada beberapa analisis misalnya analisis regresi linier pada fungsi produksi Cobb-Douglas, data hasil penelitian perlu dilakukan transformasi dalam bentuk logaritma. 

Pada fungsi produksi Cobb-Douglas yang sebelumnya berbentuk eksponensial, agar dapat dianalisis menggunakan regresi linier maka perlu dilinierkan dengan cara ditransformasi dalam bentuk logaritma. Ini adalah salah satu contoh aplikasi penggunaan transformasi data.

Selain itu, ketika peneliti misalnya melakukan analisis regresi linier dengan metode  kuadrat terkecil, terkadang dihadapkan pada uji asumsi prasyarat yang tidak terpenuhi.  Misalnya dalam uji normalitas ternyata residual tidak terdistribusi normal. 

Untuk mengatasi residual yang tidak terdistribusi normal, selain memeriksa data outlier kita juga dapat melakukan transformasi data dalam bentuk lain. Contoh lainnya adalah ketika peneliti melakukan uji stasionaritas, peneliti dapat melakukan transformasi dari data level menjadi data first difference dan second difference sampai diperoleh data yang stasioner.

Berdasarkan beberapa contoh kasus yang telah saya sampaikan tersebut menunjukkan bahwa transformasi data menjadi hal yang penting untuk dikuasai oleh kita yang sedang melakukan penelitian.

Apakah transformasi boleh dilakukan lebih dari satu kali?

Pertanyaan ini sering sekali saya peroleh, apakah transformasi data dapat dilakukan lebih dari satu kali? Terkadang mahasiswa ketika melakukan pengolahan data dihadapkan pada uji asumsi yang belum memenuhi syarat. Bahkan ketika mahasiswa tersebut telah melakukan transformasi data, namun hasil uji belum juga sesuai dengan yang diharapkan.

Oleh karena itu, beberapa mahasiswa sering mengajukan pertanyaan “Apakah transformasi data bisa dilakukan lebih dari satu kali?”

Sesuai dengan beberapa buku yang telah saya baca dan merujuk pada beberapa hasil pengolahan data dari beberapa publikasi hasil penelitian baik di jurnal nasional maupun jurnal internasional, jika kita melakukan transformasi data kita cukup melakukan satu kali.

Misalnya dalam publikasi penelitian, dijelaskan di bab metodologi, peneliti melakukan transformasi data dengan logaritma natural. Berdasarkan pernyataan tersebut, peneliti cukup melakukan transformasi sebanyak satu kali pada persamaan atau model yang diteliti.

Berdasarkan beberapa artikel dan buku juga menunjukkan bahwa kita dipersilahkan untuk memilih bentuk transformasi yang tepat sesuai dengan karakteristik data yang kita miliki. Sampai saat ini saya tidak memperoleh rujukan bahwa kita diperbolehkan mentransformasi data dari data hasil transformasi sebelumnya. Transformasi data cukup dilakukan satu kali dari data awal ke bentuk transformasi yang kita pilih.

Kita juga perlu memilih bentuk transformasi yang tepat. Misalnya data yang kita miliki banyak yang bernilai negatif atau bernilai nol, maka kita sebaiknya tidak menggunakan transformasi logaritma natural. Hal ini disebabkan karena jika kita melakukan transformasi dengan bentuk transformasi logaritma natural maka untuk data bernilai negatif dan nol tidak akan keluar hasilnya.

Dengan demikian hal ini semakin memperkuat bahwa kita perlu memilih bentuk transformasi yang tepat berdasarkan karakteristik data yang kita miliki.

Jika menggunakan analisis regresi, apakah transformasi boleh dilakukan hanya pada salah satu variabel?

Pertanyaan ini juga merupakan salah satu pertanyaan yang cukup sering sekali ditanyakan. Sebagian besar mahasiswa atau peneliti yang memilih menggunakan analisis regresi linier, ketika melakukan uji asumsi banyak yang bertanya apakah boleh hanya melakukan transformasi misalkan pada satu atau dua variabel independen saja? Adapun variabel independen yang lain dan variabel dependen tidak dilakukan transformasi?

Sesuai dengan teorinya, transformasi data dilakukan pada semua variabel dalam satu model atau persamaan. Dengan demikian, kita tidak diperkenankan untuk melakukan transformasi hanya pada salah satu variabel dalam persamaan tersebut.

Meskipun hasil menunjukkan bahwa dengan hanya salah satu variabel yang ditransformasi menghasilkan output uji asumsi klasik sesuai dengan yang diharapkan. Sekali lagi, ketika kita melakukan transformasi maka semua variabel baik variabel dependen maupun variabel independen dalam satu persamaan perlu mendapatkan perlakuan yang sama untuk dilakukan transformasi data.

Baik, demikian penjelasan artikel yang saya tulis pada kesempatan ini. Semoga penjelasan yang ada pada artikel ini dapat menjawab pertanyaan teman-teman yang bertanya-tanya mengenai transformasi data pada variabel.

Jika ada hal-hal yang perlu didiskusikan atau yang ingin ditanyakan silakan bisa langsung tinggalkan pesan teman-teman di kolom komentar. Untuk mendapatkan konten-konten edukasi lainnya silakan bisa mengunjungi channel YouTube dan website Kanda Data. Tunggu update artikel dari saya pada pekan berikutnya, terima kasih.

priyono.id
priyono.id Peneliti dan Founder KANDA DATA. Portofolio: (1) Youtube: Kanda Data; (2) Tiktok: Kanda Data; (3) Instagram: Kanda Data; (4) Website: http://www.kandadata.com/

Posting Komentar untuk "Apakah Transformasi Data Boleh Dilakukan Lebih Dari Satu Kali?"

Jasa Bimbingan Online