Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Perbedaan asumsi uji t sampel berpasangan dan uji t sampel saling bebas

Uji t sudah familiar digunakan untuk menguji perbedaan mean dari dua sampel baik pada sampel berpasangan maupun pada sampel yang saling bebas. Untuk memahami penggunaan uji t sampel berpasangan dan uji t sampel saling bebas, kita perlu memahami asumsi yang dipersyaratkan pada Uji t. 

Asumsi utama yang dipersyaratkan untuk menggunakan uji t, kamu perlu memastikan bahwa data terdistribusi normal. Jadi kamu perlu uji normalitas data dari variabel yang diuji. 

Uji normalitas salah satunya dapat dilakukan dengan menggunakan uji saphiro wilk atau kolmogorov smirnov. Jika hasil uji menunjukkan data terdistribusi normal, maka uji t bisa digunakan.

Namun, jika hasil uji menunjukkan tidak terdistribusi normal, disarankan tidak memaksakan untuk menggunakan uji t ya.

Kaitan skala pengukuran variabel dengan normalitas data

Sesuai dengan asumsi yang dipersyaratkan bahwa data harus terdistribusi normal, sebaiknya kamu perlu memperhatikan skala pengukuran datanya. Seperti yang sudah pernah dibahas pada artikel terdahulu, skala pengukuran data dapat dibagi menjadi 4, yaitu skala nominal, skala ordinal, skala interval, dan skala rasio.

Agar diperoleh hasil data terdistribusi normal, disarankan variabel yang diuji menggunakan skala pengukuran interval atau rasio. Berdasarkan pengalaman yang sudah-sudah, pada skala pengukuran nominal dan skala ordinal umumnya data tidak terdistribusi normal.

Asumsi dan Contoh Studi Kasus pada uji t sampel berpasangan (paired sample t-test)

Uji t untuk sampel berpasangan hanya dilakukan pada dua kelompok sampel yang berpasangan. Jadi, asumsi yang dipersyaratkan yaitu berasal dari dua kelompok sampel yang berpasangan.

Contoh, ada seorang peneliti yang menguji perbedaan nilai mean hasil belajar siswa dengan penggunaan kurikulum baru. Sampel diambil sebanyak 300 siswa di beberapa sekolah ABC.

Selanjutnya peneliti melakukan pengujian terhadap hasil belajar siswa berdasarkan hasil metode pembelajaran pada kurikulum lama. Pengujian kemampuan siswa hasil pembelajaran kurikulum nama kita sebut dengan pre-test.

Selanjutnya peneliti melakukan eksperimen penerapan kurikulum baru selama 6 bulan. Pada akhir semester, peneliti kembali melakukan pengujian terhadap hasil belajar siswa pada penerapan kurikulum baru. Pengujian ini kita sebut dengan post-test.

Tujuan dari penelitian ini adalah menguji keefektifan metode pembelajaran menggunakan kurikulum baru dibandingkan dengan kurikulum lama. Berdasarkan contoh studi kasus ini, peneliti dapat menggunakan uji t untuk sampel berpasangan.

Dengan demikian, pada prinsipnya untuk uji t sampel berpasangan dilakukan pada sampel yang sama. Selain itu, asumsi yang dipersyaratkan adalah data dipastikan terdistribusi normal.

Asumsi dan Contoh Studi Kasus pada uji t sampel saling bebas (independent sample t-test)

Uji t untuk sampel saling bebas digunakan untuk menguji perbedaan mean pada dua kelompok sampel yang saling bebas. Asumsi yang dipersyaratkan pada uji ini yaitu data terdistribusi normal serta diuji pada dua kelompok sampel yang saling bebas.

Contoh, seorang peneliti menguji perbedaan produksi padi di desa A dan produksi padi di desa B. Peneliti tersebut selanjutnya mengambil sampel sebanyak 100 orang petani desa A dan 125 orang petani di desa B. 

Dari masing-masing sampel terpilih, dikumpulkan data produksi padi pada periode panen terakhir dari seluruh sampel petani desa A dan sampel petani desa B.

Selanjutnya, peneliti membandingkan jumlah produksi padi dari 100 sampel petani di desa A dengan produksi padi dari 125 sampel petani di desa B. Uji perbedaan mean produksi padi di desa A dan desa B, peneliti tersebut dapat menggunakan uji t sampel saling bebas (independent sample t-test).

Penutup

Ketika kamu memutuskan untuk menggunakan uji t, maka syarat utamanya adalah data terdistribusi normal. Selanjutnya perlu dipastikan ketika menggunakan uji t, apakah dua kelompok sampel yang diuji itu berpasangan atau saling bebas. Sesuaikan dengan tujuan penelitian kamu ya.

Perlu digarisbawahi di sini, bahwa uji t dilakukan untuk menguji dua kelompok sampel. Pada pengujian lebih dari dua kelompok sampel, maka peneliti tidak dapat menggunakan uji ini lagi. Salah satu alternatifnya, kamu bisa mempertimbangkan untuk menggunakan uji one way ANOVA.

Ini adalah artikel yang dapat saya tulis pada kesempatan ini. Semoga bermanfaat untuk memperkaya pembelajaran kita. Nantikan update artikel Priyono.id pada pekan berikutnya. Salam sehat selalu!

priyono.id
priyono.id Peneliti dan Founder KANDA DATA. Portofolio: (1) Youtube: Kanda Data; (2) Tiktok: Kanda Data; (3) Instagram: Kanda Data; (4) Website: http://www.kandadata.com/

Posting Komentar untuk "Perbedaan asumsi uji t sampel berpasangan dan uji t sampel saling bebas"

Jasa Bimbingan Online