Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Analisis Korelasi pada Variabel yang Diukur menggunakan Skala Likert

Jika kita melakukan sebuah penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antar variabel, maka kita akan memilih analisis korelasi. Analisis korelasi dalam statistik dapat berupa analisis korelasi parsial dan analisis korelasi berganda.

Analisis korelasi parsial paling familiar digunakan oleh peneliti untuk mengetahui hubungan asosiasi variabel. Pada analisis korelasi parsial kita hanya menghubungkan masing-masing tiap 2 variabel saja.

Terkadang bisa muncul pertanyaan dalam benak peneliti, uji korelasi apa yang tepat untuk penelitian saya? Memang benar, bahwa pilihan analisis korelasi terdapat beberapa macam. Sebagai peneliti kita harus bisa memilih korelasi yang tepat sesuai dengan skala pengukuran variabelnya.

Sesuai dengan judul yang diangkat pada artikel kali ini, bagaimana jika variabel yang kita teliti menggunakan pengukuran skala likert. Jenis uji korelasi apa yang tepat untuk digunakan pada variabel skala likert?

Pendekatan pengukuran variabel dengan skala likert

Pengukuran variabel menggunakan skala likert sudah sangat familiar digunakan oleh peneliti. Merujuk pada foundernya, skala likert dapat digunakan untuk mengukur variabel-variabel non parametrik.

Seperti sudah kita ketahui bersama bahwa skala pengukuran variabel dapat dibagi menjadi skala nominal, skala ordinal, skala interval, dan skala rasio. Berdasarkan pembagian skala data tersebut, variabel yang diukur menggunakan skala nominal dan skala ordinal masuk ke dalam non parametrik.

Pengukuran variabel menggunakan pendekatan skala likert dilakukan dengan prinsip pada pengukuran skala ordinal. Pada pengukuran skala ordinal, dilakukan kategorisasi di mana pada kategori tersebut terdapat level atau tingkatan.

Pada pengukuran skala ordinal ini, kita dapat dengan jelas membedakan mana yang lebih tinggi mana yang lebih rendah dibandingkan dengan kategori yang lain. Dengan demikian, skala pengukuran ordinal ini setingkat lebih tinggi dibandingkan skala pengukuran nominal.

Cara membuat skala likert

Setelah kita memahami mengenai pendekatan skala likert ternyata diukur menggunakan pendekatan skala ordinal, kini saatnya kita belajar cara membuat skala likert dengan benar. 

Variabel yang diukur menggunakan skala likert dapat dibuat dalam beberapa skala sesuai dengan tujuan penelitian. Umumnya skala dekat dibuat dalam skala 1 sampai 5 dengan teknik skoring sebagai berikut:

Sangat setuju = skor 5

Setuju = skor 4

Cukup setuju = skor 3

Tidak setuju = skor 2

Sangat tidak setuju = skor 1

Peneliti membuat item-item pernyataan yang merepresentasikan dari variabel yang diukur. Masing-masing item pernyataan dibuatkan pilihan jawaban dari sangat setuju sampai dengan sangat tidak setuju.

Selanjutnya peneliti bisa melakukan skoring pada jawaban masing-masing responden dengan skor diatas. Berdasarkan skor yang diperoleh dari skala likert tersebut, selanjutnya dapat digunakan oleh peneliti untuk analisis data secara kuantitatif.

Variabel apa yang diukur menggunakan skala likert?

Setelah kita memahami mengenai bagaimana teknik skoring pada variabel yang menggunakan skala likert, selanjutnya kita perlu memahami variabel apa saja yang biasanya diukur menggunakan skala likert.

Seperti yang sudah saya sampaikan pada paragraf sebelumnya, bahwa variabel yang diukur menggunakan skala likert ini termasuk dalam variabel non parametrik. Contoh variabel yang sering menggunakan skala likert yaitu variabel perilaku, motivasi, kinerja, sikap, kompetensi, dan masih banyak contoh variabel yang lainnya.

Ambillah sebuah contoh, misalnya variabel motivasi. Ketika kita akan mengukur variabel motivasi, kita tidak bisa memperoleh langsung nilai numeriknya. Oleh karena itu, kita dapat menggunakan pendekatan skala likert agar variabel motivasi dapat diukur dan dianalisis secara kuantitatif.

Penyusunan item pernyataan skala likert menyesuaikan dengan variabel yang diukur. Artinya Tidak ada batas jumlah item pernyataan yang harus dibuat oleh peneliti untuk mengukur variabel motivasi.

Penelitilah yang perlu menggali indikator-indikator dan subindikator sebanyak-banyaknya yang merepresentasikan variabel motivasi. Selanjutnya, berdasarkan item-item pernyataan tersebut, peneliti perlu melakukan uji validitas dan reliabilitas.

Uji validitas dan reliabilitas instrumen atau kuesioner

Berdasarkan item-item skala likert yang telah disusun, sebelum digunakan oleh peneliti di lapang maka perlu dipastikan bahwa kuesionernya valid dan reliabel. Oleh karena itu, sebelum terjun ke lapangan maka perlu dilakukan pengujian validitas dan reliabilitas kuesioner/instrumen penelitian.

Peneliti selanjutnya dapat mengeluarkan item-item pernyataan yang tidak valid. Dengan demikian, kuesioner yang digunakan di lapang nantinya terdiri dari item-item pernyataan yang valid dan reliabel.

Analisis korelasi variabel skala likert

Sesuai dengan judul yang diangkat pada artikel ini, analisis korelasi apa yang tepat digunakan pada variabel yang diukur menggunakan skala likert? Seperti sudah kita ketahui bersama bahwa pilihan korelasi disesuaikan dengan skala pengukuran datanya.

Kalau kita beberapa kali membaca artikel yang telah dipublikasikan pada jurnal nasional maupun jurnal internasional, kita bisa saja menjumpai analisis korelasi pearson, rank spearman, kendall tau, chi square, dan jenis uji korelasi yang lain.

Penentuan pilihan analisis korelasi tersebut dipilih berdasarkan skala pengukuran variabelnya. Jika kita mengukur variabel menggunakan pendekatan skala likert, artinya kita menggunakan skala pengukuran ordinal.

Analisis korelasi yang tepat pada variabel yang diukur menggunakan skala ordinal, maka kita dapat mempertimbangkan untuk menggunakan analisis korelasi rank spearman.

Pada analisis korelasi rank spearman, tidak diperlukan asumsi data harus terdistribusi normal. Dengan demikian, jika variabel yang kita korelasikan menggunakan skala likert maka kita dapat mempertimbangkan untuk menggunakan korelasi rank spearman.

Interpretasi hasil analisis korelasi variabel skala likert

Langkah selanjutnya setelah kita melakukan analisis korelasi rank spearman, kita perlu memahami mengenai cara menginterpretasikan outputnya.

Hal pertama yang perlu dilihat adalah nilai p-value dari koefisien korelasi. Nilai ini kita gunakan untuk menguji hipotesis statistik, menerima atau menolak hipotesis nol.

Interpretasi yang kedua adalah arah koefisien korelasi. Arah koefisien korelasi dapat kita lihat dari tanda positif atau negatif dari koefisien korelasi.

Jika tandanya positif, artinya variabel yang dikorelasikan memiliki hubungan yang searah. Sebaliknya, jika tanda koefisien negatif maka memiliki hubungan yang berlawanan arah.

Interpretasi yang ketiga adalah melihat besar koefisien korelasi. Semakin besar nilai koefisien korelasi menunjukkan keeratan hubungan variabel tersebut semakin kuat.

Sebaliknya, semakin kecil nilai koefisien korelasi menunjukkan semakin lemah keeratan hubungan antar variabel yang diuji.

Penutup

Berdasarkan pembahasan kita pada paragraf sebelumnya, kita dapat menyimpulkan bahwa variabel yang diukur menggunakan skala likert sama dengan variabel yang diukur menggunakan skala ordinal. Dengan demikian uji korelasi yang dapat dipilih dan dipertimbangkan yaitu uji korelasi rank sperman.

Pada variabel yang diukur menggunakan skala likert, perlu dilakukan uji validitas dan reliabilitas sebelum mengumpulkan data di lapang. Hal ini bertujuan agar kuesioner/instrumen yang digunakan di lapang menjadi valid dan reliabel serta merepresentasikan dari variabel yang diukur.

Baik, ini artikel yang dapat saya tulis pada kesempatan ini. Semoga bermanfaat dan memberikan tambahan wawasan bagi yang membutuhkan. Ikuti terus konten-konten edukasi dari Kanda Data, baik di channel YouTube, instagram, Tiktok, maupun website Kanda Data.

Jika ingin berkonsultasi dan bimbingan terkait analisis data dan interpretasi bisa membuka link di bawah artikel. Sampai jumpa di artikel edukasi berikutnya, terima kasih.

priyono.id
priyono.id Peneliti dan Founder KANDA DATA. Portofolio: (1) Youtube: Kanda Data; (2) Tiktok: Kanda Data; (3) Instagram: Kanda Data; (4) Website: http://www.kandadata.com/

Posting Komentar untuk "Analisis Korelasi pada Variabel yang Diukur menggunakan Skala Likert"

Jasa Bimbingan Online