Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Dasar Ilmu Ekonomi yang Perlu Dikuasai oleh Peternak Sapi


Selama ini yang ada dalam benak kita, peternak identik dengan melakukan hal teknis budidaya. Bagaimana cara memelihara ternak yang baik, bagaimana cara budidaya yang baik, dengan impian agar ternak yang dipeliharanya dapat menghasilkan performa yang optimal.

Misalnya, peternak sapi potong, harapannya tentu bisa menghasilkan pertambahan bobot badan harian yang tinggi. Atau jika peternak sapi memilih pada usaha pembibitan, tentunya berharap agar tiap tahun induk sapi yang dipeliharanya bisa bunting dan menghasilkan pedet.

Tingginya pertambahan bobot badan sapi yang digemukkan dan induk sapi yang dapat melahirkan pedet tiap tahun, tentu ujung-ujungnya berpangkal pada harapan adanya peningkatan pendapatan. Ya, berharap ada peningkatan pendapatan yang bisa diterima peternak dengan semakin membaiknya output hasil budidaya sapi.

Pendapatan kan merupakan bagian dari ekonomi? Iya betul. Peternak pasti sudah tahu betul, kalau untung itu, uang yang kembali lebih besar dari pada jumlah modal atau pengorbanan yang peternak keluarkan.

Kemudian hal yang perlu kita pikirkan adalah, apakah peternak benar-benar menghitung dengan benar jumlah biaya yang dikeluarkan. Apakah peternak sudah memahami biaya tetap dan biaya variabel yang harus dikeluarkannya?

Terkadang banyak peternak yang tidak menghitung tenaganya ketika memelihara sapi, memberi pakan dan membersihkan kandang. Juga waktu yang dihabiskannya ketika harus mencari rumput untuk sapi-sapi yang dipelihara.

Apakah hal ini juga sudah banyak peternak yang memperhitungkannya. Jika Ya, mungkin akan muncul pertanyaan baru. “Saya sudah berusaha Pak, tapi kok usaha sapinya gini-gini aja, tidak nambah-nambah ya sapiku?”

Nah, pada kesempatan kali ini, kita akan berdiskusi bersama mengenai: peternak juga perlu lho memahami dasar ilmu ekonomi. Peternak yang ingin meningkatkan skala usaha dan meningkatkan jumlah sapi yang dimilikinya, tentu harus juga memahami dasar ilmu ekonomi, disamping terampil menguasai teknis budidaya sapi.

Ketika hendak meningkatkan skala usaha, peternak tidak cukup menguasai teori pendapatan saja. Justru ada hal dasar penting yang sebaiknya sudah mulai melekat pada diri peternak. Apa itu?

Pentingnya menguasai dasar teori permintaan dan penawaran

“Teori Permintaan dan penawaran”. Jika kita telisik memori kita saat sekolah dulu, mungkin masih terngiang guru kita pernah menyampaikan teori hukum permintaan dan juga penawaran.

Ini penting untuk diketahui, supaya peternak paham dalam memanfaatkan peluang. Peternak sudah punya modal berupa ternak dan atau produk ternak, kemudian bagaimana mengaitkan dengan teori ekonomi? Baik, untuk mempermudah mari kita gambar kurva sederhana seperti berikut ini:

Ketika melihat gambar kurva tersebut, apakah sudah teringat kembali memori waktu itu?, waktu belajar ekonomi di sekolah dulu, atau bahkan di bangku perkuliahan?

Untuk memudahkan, mari kita analogikan pada kasus peternak yang menggeluti usaha penggemukan sapi potong. Pada kurva itu, katakanlah sumbu horizontal (Q) kita artikan sebagai jumlah sapi siap potong hasil penggemukan. Adapun pada sumbu vertikal (P) kita artikan sebagai harga jual sapi potong.

Di pasar, jumlah sapi yang diminta dengan jumlah sapi yang ditawarkan akan bertemu pada titik keseimbangan. Katakanlah, titik keseimbangan itu kita sebut sebagai titik ekuilibrium (E).

Nah, sekarang bagaimana cara menghubungkan dengan usaha penggemukan sapi yang berusaha ditingkatkan? Kita lihat titik E, menunjukkan harga keseimbangan sapi (P0) dengan jumlah stok sapi (Q0) di pasar.

Contoh penerapan dasar ilmu ekonomi pada hari besar keagamaan

Untuk memudahkan, sekarang marilah contoh ambil suatu kasus, misalnya hari raya Idul Adha. Misal pada hari raya Idul Adha, banyak orang yang membutuhkan sapi potong untuk ibadah kurban.

Tingginya permintaan sapi yang tiba-tiba melonjak berbanding dengan stok sapi yang ada menjelang hari raya Idul Adha, akan menyebabkan harga sapi meningkat. Anda tentu bisa membaca fenomena ini disandingkan dengan kurva di atas.

Namun disini, penulis menitikberatkan bahwa kondisi ini merupakan peluang bagi peternak sapi potong untuk melakukan rencana penggemukan sapi, yang ketika bobot potongnya sudah maksimal jatuh tepat pada menjelang hari raya Idul Adha.

Misalkan, peternak yang menggemukan sapi Simmental, belilah bakalan 5-7 bulan sebelum hari raya Idul Adha tiba. Sehingga, saat hari raya Idul Adha tiba, sapi yang digemukkan sudah siap potong dan sudah bisa dilempar ke pasar.

Hal lain yang juga harus diperhatikan oleh peternak

Namun lagi-lagi, peternak juga perlu melihat situasi. Sesuai teori ekonomi jika semua berbondong-bondong melakukan hal yang sama, maka stok sapi akan berlimpah.

Jika suatu ketika, stok sapi ini melebihi jumlah yang diminta mmasyarakat (konsumen), yang akan terjadi, harga sapi akan mengalami penurunan. Jadi, peternak perlu jeli dalam melihat peluang dan gunakanlah dasar ilmu ekonomi untuk menentukan strategi.

Tidak hanya peluang menjelang hari raya Idul Adha, banyak peluang-peluang lain yang bisa dimanfaatkan peternak untuk meningkatkan kapasitas usahanya.

Dengan demikian, kombinasi keterampilan teknis dengan didukung pengetahuan ekonomi, akan menjadi modal yang baik bagi peternak-peternak kita untuk meningkatkan kapasitasnya. Anda setuju? Silahkan kemukakan pendapat anda di kolom komentar. Sekian dan semoga bermanfaat.
priyono.id
priyono.id Peneliti dan Founder KANDA DATA. Portofolio: (1) Youtube: Kanda Data; (2) Tiktok: Kanda Data; (3) Instagram: Kanda Data; (4) Website: http://www.kandadata.com/

Posting Komentar untuk "Dasar Ilmu Ekonomi yang Perlu Dikuasai oleh Peternak Sapi"

Jasa Bimbingan Online